Minggu, 27 Maret 2011

KUNINGAN KU MENANGIS


KUNINGAN, (PRLM).- Memasuki tahun 2011, tercatat 14 dari 32 kecamatan yang ada di Kab.Kuningan dinyatakan rawan terjadi bencana alam baik tanah longsor, serangan angin puting beliung maupun banjir terutama di daerah Kuningan bagian Timur. Sedangkan empat kecamatan yakni Kec.Darma, Selajambe, Subang dan Cilebak merupakan daerah langganan bencana sepanjang tahun akibat tanahnya labil dan mudah bergeser.
Selama tahun 2010 lalu, tercatat 66 kali terjadi bencana alam berupa tanah longsor, angin puting beliung, banjir dan sambaran petir yang mengakibatkan 380 rumah penduduk tersebar di 20 desa meliputi 14 kecamatan yang dihuni 1.635 jiwa, hancur dan rusak berat serta terancam longsor susulan dengan kerugian ditaksir mencapai Rp 1,4 miliar.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kab.Kuningan, Drs.Dian Rahmat Yanuar, M.Si, menjelaskan kepada “PRLM”, bencana alam yang terjadi di Kab.Kuningan sepanjang tahun 2010, sangat ekstrim sehingga banyak rumah penduduki maupun fasiltas lain yang rusak bila dibanding tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain, kemampuan APBD Kuningan sangat terbatas sehingga terus diupayakan meminta bantuan dari Provinsi Jabar maupun pemerintah pusat.
“Dari 380 unit rumah penduduk yang rusak itu, baru 76 rumah saja yang sudah direhab dan diantaranya 36 rumah direlokasi karena ambles di Desa Tanjungkerta Kec.Karangkencana, akibat dana yang tersedia sangat terbatas,” kata Dian Rahmat Yanuar, didampingi Kabid Sosial Iis Santosa.
Untuk tahun anggaran 2011, kata Dian yang juga mantan Kabag Humas Pemkab Kuningan, Dinsosnaker hanya memperoleh anggaran dari APBD Kuningan sebesar Rp 100 juta untuk tanggap darurat dan Rp 300 juta untuk BBR (Bantuan Bahan Rumah) untuk satu tahun. “Idealnya dapat dianggarkan minimal Rp 1 miliar, sehingga bisa meringankan penderitaan para korban. Hal ini tidak bisa dibiarkan, kasihan rakyat,” katanya.
Berdasarkan hasil penelitian Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jabar yang melakukan penelitian di Kab.Kuningan, terdapat beberapa daerah di antaranya Desa Bungurberes Kec.Subang dan Mandapajaya Kec.Cilebak, tidak layak dijadikan tempat hunian karena tanahnya labil dan membahayakan. Namun, penduduk setempat tak sedikit yang enggan direlokasi ke daerah lain, malah mereka memperbaiki kembali rumahnya kendati, setiap musim hujan tiba mereka berhadapan dengan ancaman bahaya tanah longsor. (A-164/das)***